Laporan Semester Pertama Microfinance Posted May 28, 2014 by kocida

Off

Cover ReportSebagai bagian dari program awal, untuk menjalankan program microfinance, awalnya The WAHID Insitute mengandeng pihak Amartha Microfinance dengan lokasi sasaran di daerah Parung, Bogor. Sampai saat ini, anggota yang terlibat sejumlah 36 orang. Kemudian The WAHID Institute melakukan program ini secara mandiri pada Oktober 2013. Daerah sasaran dari Microfinance for Religious and Ethnic Harmony, yang lebih dikenal dengan Koperasi Cinta Damai (KoCiDa) ini memulai pilot projectnya di wilayah Depok dan Bogor. Untuk Depok, kampung sasaran adalah Panggulan, Panggulan Pulo dan Kampung Kandang. Sementara di Bogor ada di daerah Parung Poncol. Jumlah anggota yang terdaftar sejumlah 123 orang.

Sejak awal, ditentukan warga yang berhak menerima pembiayaan adalah perempuan yang mempunyai penghasilan dibawah $2 perhari dan pembiayaan tersebut digunakan untuk membangun dan mengembangkan usaha kecil, pendidikan, dan pemenuhan kebutuhan dasar. Selain itu, program ini di design untuk warga yang tinggal diwilayah rawan konflik dengan memiliki latar belakang etnis, suku, agama, ataupun keyakinan yang berbeda. Harapannya, dengan keragaman anggota ini, akan terjalin komunikasi dan kerjasama yang sebelumnya belum pernah terjadi, sehingga nilai-nilai toleransi dan kebersamaan dapat tercipta. Untuk mengurangi resiko perputaran pendapatan kelompok yang tidak tepat waktu, maka sistem seleksi keanggotaan dan pembentukan kelompok dilakukan dengan tanggung renteng. Selain itu, tanggung renteng memiliki keunikan dimana proses silaturahmi antar tetangga akan semakin meningkat “yang dahulu jarang ketemu, jadi sering ketemu. Yang sebelumnya tidak menyapa, kini menjadi berteman.” Karena dalam sistem tanggung renteng, kepercayaan antar anggota kelompok sangat ditekankan.

Juga dilakukan pendidikan kritis dan pengorganisasian dengan tujuan untuk mendorong masyarakat pada pemberdayaan dan kemandirian dengan metode pendidikan orang dewasa dan Community Organizing.. Kegiatan ini berjalan sejak tiga bulan terakhir, yaitu sejak Desember 2013. Tujuan besar dari kegiatan ini adalah bagaimana anggota KoCiDa memilki pemahaman kritis dan mampu melakukan perubahan dan menyemai perdamaian di masyarakat. Sampai sejauh ini telah muncul empat orang-orang ibu-ibu anggota KoCiDa yang menjadi Community Leader. Mereka inilah yang bertugas menguatkan pemhaman kritis anggota secara keseluruhan dalam pertemuan yang dilakukan setiap minggunya. Dari pendidikan yang dikombinasikan dengan strategi snowball ini, 30% dari anggota KoCiDa diharapkan mampu menjadi Community Leader baru.

Untuk mendesiminasikan gagasan pemberdayaan ekonomi dan perdamaian sekaligus penguatan organisasi, divisi kampanye dan mobilisasi sumberdaya telah melakukan sejumlah kegiatan. Bersama dengan KIAS (Komunitas Adil dan Setara) telah melakukan sejumlah kegiatan persemaian toleransi. Sementara dengan LDD BPM-Katedral dan Urban Poor Concortium (UPC) kerjasama lebih pada aspek pemberdayan ekonomi dan pendidikan kritis untuk urban area.Untuk mobilisasi sumberdaya, KoCiDa sendiri telah mencoba bekerjasama dengan The Body Shop dan Ciputra Enterpreneurship University. Untuk The Body Shop telah terjalin kerjasama dalam bidang pemberdayaan ekonomi perempuan, sedangkan dengan Ciputra University sendiri telah terjalin kerjasama program dalam bidang social enterpreneurhsip. Juga dilakukan penjajagan kerjasama program dengan beberapa lembaga lainnya untuk minsinergikan aspek pembangunan dan perdamaian.

Tantangan yang muncul dari Kocida bisa dibagi dua yaitu tantangan internal dan eksternal. Tantangan internal menyangkut kebutuhan staf lokal KoCiDa untuk meningkatan kapasitasnya dalam mengintegarsikan pendekatan perdamaian dan pembangunan dalam tataran perencanaan maupun implementasi. Tantangan eksternal adalah tantangan yang muncul dari komunitas selama proses pendampingan, diantaranya adalah bagaimana mendorong anggota untuk senantiasa meningkatkan tabungan mereka, sebagai bagian kecil untuk manajemen keuangan. Persoalan ini semakin bertambah berat ketika sebagian suami dari anggota Kocida tersebut bekerja secara serabutan. Alih-alih mampu meningkatkan pendapatan, pada sebagian anggota keikutsertaan mereka dalam Kocida malah menimbulkan ketergantungan baru dalam keluarga.

Terlepas dari tantangan tersebut, ada sejumlah peluang yang muncul dalam program ini. Karena sifat kebaruanya, integrasi antara pemberdayaan ekonomi dan perdamaian mendapat dukungan dari banyak pihak. Peluang lainya datang dari komunitas, dimana banyak anggota KoCiDA memiliki potensi sebagai ‘change maker’ dan memiliki kemampuan untuk menciptakan perbaikan di dalam keluarga dan masyarakat. Keterlibatan mereka secara penuh dalam aktivtas Kocida, telah memunculkan kreativitas dan kebersamaan baru yang timbul dari akar rumput.

Donload Laporan Lengkap: Semesterly Repot Program Microfinance For Religious and Ethnic Harmony I